Translate

Selasa, 08 September 2015

Syair Pengantin.. Yaa Muhaimin

Yaa Muhaimin Yaa Salam...
Sallimna Wal Muslimin...
Binnabii Khairil Anam...
Wa Bi Ummil Mu'Miniin...

.Orang kawin senangnya hati
Karna ngamalkan sunnahnya Nabi
Niat kawin menjaga diri
Dan banyakkan ummatnya Nabii

.Sanat kawin cuma para Nabii
Serta syiar para awliya'i
Niat kawin juga mencari
Anak shaleh selalu doa'i

.Kawin beberapa kelebihan
Ibadah sempurna Allah                  tambahkan
Tujuh puluh Allah gandakan
Dari sembahyang Orang bujangan

.Harta rezeki Allah datangkan
Kita yakin Nabi yg sabdakan
Rumah tangga ada yg nguruskan
Istri shalehah penuh perhatian

.Habis kawin jaga kewajiban
Didik istri anak sekalian
Tuntut agama iman kuatkan
Dunia akhirat diselamatkan

.Karna suami Allah tekankan
Kewajiban semua tanggungan
Agar akhirat tak ada urusan
Masuk syurga tak ada halangan

.Habis kawin masing masing jaga
Aib suami atau istrinya
Juga jaga aib keluarga
Orang lain tak boleh tahunya

.Karna itu haram membuka
Masing masing aib keduanya
Semua orang punya rahasia
Aib tersimpan dalam dirinya

.Kawin itu penuh mantap hati
Jangan sering kawin cerai lagi
Orang terpenjam Allah murkai
Tanpa uzur yg hukumnya syar'i

.Walau benar Allah paling benci
Orang yg suka mencerai istri
Allah benci semua lelaki
Perempuan pemuas diri

.Ya Allah lembutkan hati pengantin
Laksana Nabi Adam dan Hawa
Ya Allah satukan hati pengantin
Bagai Ibrahim dan Hajarnya

.Ya Allah satukan hati pengantin
Laksana Yusuf dan Zulaikha
Ya Allah lembutkan hati pengantin
Bagai Al-Amin dan Khadijahnya

Selamat pengantin baru
         Baru bersanding di palaminan

Bagaikan Raja dan Permaisuri
    Hati gembira menyenangkan hati

Alhamdulillah... Terposting sudah lirik syair pengantin ini.. mudahan bermanfaat ja... Thanks to Hp android dan grub habsy Anwarussatiah

Panat nulis wa'ee..
      Hargai admin lahh

Minggu, 23 Agustus 2015

Tersingkapnya Kewalian Guru Sekumpul

Habib Muhammad Ba'bud (lawang malang) berkata"Siapa yang hendak melihat Rasulullah Saw,maka pandanglah Guru Zaini"
Habib Ahmad Alhabsyi (banjarmasin) berkata "bila ingin melihat sunnahnya Rasulullah dengan jelas maka lihatlah perilaku Abah Guru Sekumpul kerena setiap sunnah Rasulullah yang belau ketahui selalu dikerjakannya.
Habib Ahmad baraqbah (bangil) sewakttu bertemu dengan Abah Guru berkata "ente min Aulia Allah hingga ucapan berulang-ulang 3 kali.
Habib Ahmad bin Muhammad Assegaf (semarang) seorang wali majzub saat bersalaman pada Waktu Abah Guru Sekumpul waktu muda ,beliau berseru kepada ulama yang ada ada"Cium tangan Zaini," "ini kutub cilik" ini qhutub cilik".
Tuan Guru Zainal ilmi(dalam pagar-Martapura)berkata kepada nenek abah guru Sekumpul yiatu salbiyah pada waktu abah Guru masih kecil "Pellihara puun.(pelihara yang baik) dengan ber ulang-ulang drumah ada seorang wali besar ..
K.H. Hamid (pasuruan) sewaktu menyambut kedangan Abah Guru Sekumpul yang showan kepada K.H Hamid berkata "Gebernur kalimantan-Gebernur kalimantan" dengan berteriak kegirangan artinya waliyullah dari kalimantan.
Abah Anom sang waliyullah berkata sewaktu pesuruh Abah Anom datang kerumah Abah Guru kata Abah Guru Sekumpul "Abah Anom adalah lautan ilmu tariqat"lalu diceritakan oleh pesuruh Abah Anom perkataan Abah Guru Sekumpul kepada abah Anom dan Abah anom berkata "Guru Zaini Adalah lautan ilmu".
Habib Ahmad bin Abu Bakar Alhabsyi (basirih-banjarmasin) seorang wali majzub berkata " ente Waliyullah  ente Waliyullah   ente Waliyullah  "sambil mengguncang2 pundak Guru Sekumpul yang disaksikan oleh Guru Asmuni (ghuru Danau dan H.Khurdi.
KH.Syarwani Abdan Albanjari (Bangil)salah satu Gurunya Abah Guru Sekumpul berkata Zaini ini sekarang pada berada dalam tingkatan kewalian sebagaimana yang disebutkan dalam kitab tashauf.sedangkan muridnya yang gila itu sebab ketulahan/durhaka kepadanya,ini sewaktu Abah Guru Sekumpul dituduh mengajarkan ilmu sesat.
Habib Ahmad Assegaf (Hadralmaut)pernah berkata"sir dan madad Tarim berpindah ke Sekumpul".

Syukur yang tak terhingga ya Allah engkau memberikan nikmat hidup yang sejaman dengan salah satu wali mu yang kamipun banyak mengambil manfaat darinya.
jangan putus nikmat ini ya Rab sehngga kami bisa berkumpul kembali dengan Walimu y Guru Sekumpul dan salah seorang kecintaanmu dan kekasihmu Rasulillah Muhammada Rasulullah saw.
Murabbi ruhina wa mursyidina bahr ilm wa fahm quthubul fardani wa alim shamadani Syeh Muhammad Zaini Abdul Ghani di surgamu kelak.  Ya arhamar rahimin ..Ya Mujibas sa'ilin... Amiin

suber di ambil dari postingan ayakim di sebuah grup pencinta abah Guru Sekumpul dan sedikit kami tambahkan beberapa yang kami ketahui...
mudah-mudahan bermanaat dan menambah kcintaan kita kepada wali-waliyullah khususnya Abah Guru Sekumpul.

Senin, 08 Juni 2015

Syair Guru Sekumpul

Dengan bismillah kami mulakan... Alhamdulillah kami sertakan
Sholawat salam kami haturkan
kepada Nabi,Keluarga,Shohabat ikutkan..

Sekumpul komplek Raudhoh namanya..
kitab dan dzikir,sholawat dibaca..
Terang cahyanya nyinari majlisnya..
tercurah banyak Rahmat Tuhannya..

Sekumpul mengumpul banyak 'Ulama..
kumpul bersama dimajlisnya..
Seorang Guru lautan 'ilmunya..
Syaikhona Zaini mimpin ta'limnya..

Berbagai 'ilmu diajarkannya..
segala 'ilmu fardhu 'ainnya..
Tauhid dan fiqih juga tasawwufnya..
semoga ALLAH balas jasanya..

Duhai Guru AYAH kami..
engkau mendidik bimbing ruh kami..
Engakau lah pewaris Nabi-Nabi..
nyebar luaskan sunnahnya Nabi..

Cahya sekumpul ALLAH masyhurkan..
berbagai 'ilmu Habaib datangan..
Berbagai penjuru dunia datangan..
Mekkah Hadromaut tak ketinggalan..

Seorang 'ulama ALLAH komplitkan..
suaranya merdu wajahnya tampan..
Tinggi badannya indah menawan..
siapa ketemu tunduk dan sopan..

Musholla Raudhoh tempat ajarnya..
bermacam 'ilmu serta wiridnya..
Sebagai 'ulama ikutkan Nabinya..
yang islam padanya amat banyaknya..

Beliau terkenal murah hatinya..
murah hartanya sosial hatinya..
Setiap tamu dan yang muallafnya
diberinya duit dengan kasihnya..

Mesjid Martapura dan pesantrennya..
ikut menaruh celengan 'amalnya..
Hasilnya puas banyak dapatnya..
berkah 'ilmunya berkah Gurunya..

Sekumpul masyhur banyak muridnya..
lebih sepuluh ribu orangnya..
Terlebih-lebih waktu maulidnya..
komplek sekumpul tak memuatnya..

Beliau keturunan Syekh Arsyadnya
Datu kelampayan itu masyhurnya..
Betapa senang hati Datunya..
lihat cucunya dengan suksesnya..

Pengajian sekumpul membawa berkah..
akhirat berkah dunia pun berkah..
Ojek dan taksi beca pun berkah..
inilah majlis pembawa Rahmat..

Beliau 'Ulama bukan 'Umaro..
bahkan 'Umaro datang padanya..
Duduk bersimpuh dengan ta'limnya..
bersih politik melulu agama..

Beliau terkenal kharismatiknya..
pejabat negara bahkan presidennya..
Semuanya datang minta do'anya..
ngambil berkahnya dengar nasehatnya..

Tugas 'Ulama amat beratnya..
bermacami rintangan dihadapinya..
Segala fitnahan dengkian padanya
diterima dengan lapang dadanya..

Hidup didunia jangan herannya..
negrinya bala negrinya fana..
Setiap org cinta padanya..
ada juga org benci padanya..

Rosulullah pun yg paling mulia..
ada yg beriman ada yg kafirnya..
Dari Nabi Adam hingga kiamatnya..
ada yg suka ada yg bencinya..

Sebelum tiba waktu wafatnya..
komplikasi penyakit ALLAH ngujinya..
Hatinya sobar terus berobatnya..
sakit menambah tinggi pangkatnya..

Didalam sakit terus ngajarnya..
seolah penyakit tak dirasanya..
Inilah hamba ALLAH mencintainya..
Tanda ALLAH cinta disakitkannya..

Kini tibalah waktu wafatnya..
rabu malamnya subuh waktunya..
Tanggal 5 bulan Rojabnya..
samping musholla raudhoh makamnya..

Orang yg sholeh banyak tandanya..
terlebih-lebih waktu wafatnya..
Manusia bnyk datang melawatnya..
ALLAH yg gerakkan geretek hatinya..

Guru sekumpul lebih dahsyatnya..
jalanan macet dgn totalnya..
Jalanan penuh dgn manusia..
hadir mensholatkan sampai pemakamannya..

Semua musuh yg dengki padanya..
dihari itu terbelalak matanya..
Lihat manusia begitu banyaknya..
karna ALLAH lah yg Maha Tahunya..

Dipagi rabu hari wafatnya...
seperti kilat masyhur khobarnya..
Langitpun mendung sedih berduka..
hujan gerimis nangis padanya..

Didalam hadits Nabi sabdakan..
munafiklah orang Nabi sifatkan..
Jika tak sedih 'Ulama wafatan..
sejahat manusia Ya ALLAH jauhkan..

Wahai muslimin dan muslimatnya..
paling besar musibah pada agama..
Wafatnya Nabi penutup Rosulnya..
dan wafat 'Ulama penggantinya..

Duhai AYAH Guru Sekumpul..
sungguh do'amu ALLAH qobul..
Engkaulah sebab kami berkumpul..
disini berkumpul di syurga berkumpul..

Kini Engkau telah tiada..
pandanglah kami senantiasa..
Dulu Engkau pernah berkata..
pandangan Guru yang wafat lebih tajamnya..

Namamu terus dikenang-kenang..
semua org cinta dan sayang..
Seorang Guru lucu periang..
pikiran yg kusut menjadi hilang..

Engkau figur yg Nabi gambarkan..
berikan 'ilmu berikan 'amalan..
Pastilah Engkau dikubur nyaman..
terima balasan jaza'ul ihsan..

Sebelum wafat engkau sempatkan..
berikan kami terbaik 'amalan..
Paket 'Al Qur'an yg kau pilihkan..
semoga kami di istiqomahkan..

Ya ALLAH lapangkan Beliau didalam kuburnya..
Turunkan rahmat MUya Robb  banyak banyak  padanya..
Ciumkan Beliau bau surganya..
Semua dosanya hilang dan sirna..

Ya ALLAH kami pun mohon ampunan..
Dunia akhirat mohon diselamatkan..
Sekeluargaan jiran dan teman..
Husnul khotimah mohon sudahkan..

Minggu, 24 Mei 2015

MESJID BAANGKAT WASAH HILIR

Mesjid Su’ada atau Mesjid baangkat didirikan oleh Al Allamah Syekh H. Abbas dan Al Allamah Syekh H. Said bin Al Allamah Syekh H. Sa’dudin pada tanggal 28 Zulhijjah 1328 H bersamaan dengan tahun 1908 M yang terletak di desa Wasah Hilir Kecamatan Simpur yang jaraknya ± 7 km dari kota Kandangan. Masjid ini didirikan di atas tanah wakaf milik Mirun bin Udin dan Asmail bin Abdullah seluas 1047,25 m persegi.
Bentuk bangunan induk masjid su’ada yakni persegi empat, bertingkat tiga, mempunyai loteng menutup gawang/puncah dan petala/petaka yang megah. Semua itu memunyai makna tertentu sebagai berikut:

a. Tingkat pertama mengandung makna Syariat
b. Tingkat kedua mengandung makna Thariqat
c. Tingkat ketiga mengandung makna Hakikat
d. Loteng mengandung makna Ma’rifat
e. Petala/petaka yang megah berkilauan yang dihiasi oleh cabang-cabang yang sdang berbunga dan berbuah melambangkan kesempurnaan Ma’rifat.
Banyak peristiwa yang terjadi seolah-olah aneh, tidak rasional tapi nyata ketika akan dan sedang dalam pembangunan masjid tersebut, seperti angin topan bertiup luar biasa keras dan derasnya yang menyebabkan sebatang pohon asam yang besar telah condong sekali akan menmpa rumah Al Allamah Syekh H. M. Said (pendiri masjid Su’ada). Dilihat kejadian ini, Al Allamah tersebut mendekati pohon tersebut dan mendorongnya dengan berlawanan arah, maka dengan pertolongan Allah SWT angin topan yang dahsyat itu berbalik arah sehingga pohon asam ini tumbang dan selamatlah ulama tersebut. Kejadian lain yakni salah satu tiang utama masjid kurang panjang ± 10 cm, sehingga mengalami kesulitan untuk pendirian bangunan masjid. Dengan izin Allah, keesokkan harinya tiang tersebut menjadi bertambah panjang sesuai kebutuhan. Peristiwa lainnya, yakni ditengah perjalanan antara Kalumpang dan Negara, rombongan Al Allamah Syekh H. M. Said kehabisan ikan untuk makan, tiba-tiba seekor ikan besar melompat ke perahu mereka dan akhirnya mereka mempunyai ikan untuk makan bersama. Kejadian lainnya yakni rombongan tersebut pada malam hari di perahu tidak bisa tidur karena kenyamukan, tiba-tiba dengan pertolongan Allah SWT, ternyata nyamuk tersebut menghilang, sehingga rombongan Al Allamah Syekh H. M. Said dapat tidur.

#repost by julak FDj

MESJID KERAMAT BANUA HALAT

Masjid Al-Mukarromah atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Keramat Banua Halat adalah salah satu masjid tertua di Kalimantan Selatan yang berada di desa Banua Halat Kiri, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin. Masjid ini berjarak sekitar 120 km dari ibukota provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin.

>>Sejarah

Tidak diketahui pasti kapan masjid ini dibangun. Menurut sejarah, masjid yang dikeramatkan tersebut dibangun H. Syafrullah atau yang dikenal orang terdahulu sebagai Datu Ujung (dalam versi lain ada yang juga menyebutkan kalau masjid ini didirikan oleh Haji Mungani Salingnata pada tahun 1840). Datu Ujung ini memiliki kehebatan yang masih dikenal sampai sekarang, yaitu tiang miring. Tiang ini menjadi salah satu tiang utama di masjid tersebut.

Sebagai tokoh masyarakat yang dikenal, Datu Ujung bersama masyarakat membangun masjid keramat untuk tempat ibadah masyarakat sekitar. Saat pembangunan masjid tersebut tiang-tiang masjid dicari Datu Ujung ke desa Batung, Kecamatan Piani. Menurut sejarah pula, tiang-tiang itu hanya ditendang Datu Ujung dengan kesaktiannya hingga bisa dihanyutkan ke sungai dan sampai di depan Masjid Keramat yang berada di pinggiran Sungai Tapin.

Setelah masjid selesai, warga mengadakan selamatan. Saat selamatan itu ternyata ikan untuk di makan warga kurang, lalu Datu Ujung berpesan kepada warga untuk jangan makan dahulu sebelum ia datang karena Datu Ujung akan mengambil ikan di Negara, Hulu Sungai Selatan. Warga pun tidak percaya, mengingat jarak antara Banua Halat dengan Negara sangat jauh, mustahil kalau harus menunggu Datu Ujung kembali dalam waktu singkat. Walhasil warga pun makan duluan, saat itulah Datu Ujung muncul dengan membawa banyak ikan.

Melihat warga yang tidak mengindahkan pesannya tersebut, membuat Datu Ujung jadi marah hingga dia menghentakkan kakinya ke tanah hingga menimbulkan bekas tanah yang miring. Hingga sekarang, bekas pijakan tanah tersebut yang berada di di bagian pojok kanan masjid masih membekas.

>>Mengeluarkan minyak

Di salah satu tiang masjid, terdapat sebuah tiang yang mengeluarkan minyak. Tidak diketahui pasti kapan minyak itu keluar dan sebabnya. Banyak pengunjung masjid yang takjub akan hal itu. Bahkan mereka berebut mengelus sebuah tiang berminyak itu dengan kapas, tisu hingga lembaran uang kertas. Berbagai niat dan permintaan pun mereka utarakan saat mengusap tiang itu.

>>Sempat dibakar

Masjid ini pernah dibakar oleh Belanda. Pada saat terbakar, hampir seluruh material bangunan masjid yang berada di tepian sungai itu ludes. Yang tersisa hanya satu tiang utama yang kini terus mengeluarkan minyak itu. Kemudian, pada tahun 1862 Masjid Al-Mukarromah dibangun kembali.

>>Peristiwa unik

Pada tahun 1935, saat lantai masjid ditegel dan dalam tahap akhir, datang seorang pengunjung bernama Ibu Zahra dari Balikpapan ke Masjid Keramat Banua Halat. Baru saja masuk ke masjid, tiba-tiba saja Ibu Zahra dirasuki Datu Ujung dan berkata, "tolong bekas kedudukanku jangan diratakan, sebab itu menjadi ciri khas masjid ini”.

Tidak hanya itu, Datu Ujung juga berpesan apabila ada orang yang berziarah ke masjid ini, biar tidak ketemu Datu tapi masih bisa melihat sebuah tiang kayu ulin masjid yang menjadi peninggalan yang dikeramatkan sampai sekarang.

Cerita lainnya, masjid ini memiliki tajau (bejana) besar sebanyak 3 buah yang berasal dari abad 10 – 11 dinasti Tsung. Namun sekarang tersisa 2, sebab salah satunya pecah. Tajau ini pun dipercaya warga sebagai tempat memandikan bayi dan orang yang ingin sembuh dari suatu penyakit. Bahkan sudah banyak yang terbukti kebenarannya. Selain itu tajau dulunya hingga sekarang masih dipergunakan untuk berwudhu bagi para jamaah.

Sementara itu, kisah yang pernah terjadi di masjid ini adalah saat masjid ini pernah kehilangan sebuah jam dinding kuno yang besar, dicuri si "tangan panjang" pada tahun 1975. Sehari usai jam besar tersebut dicuri, keesokan harinya jam tersebut dikembalikan orang yang mengambilnya ke tempat semula, dan anehnya oran

MESJI JAMI' BANJARMASIN

Masjid Jami' Banjarmasin
atau dikenal juga sebagai Masjid
Jami' Sungai Jingah adalah
sebuah masjid bersejarah di kota
Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Mesjid berarsitektur Banjar dan
kolonial (indish) yang dibuat
dengan bahan dasar kayu ulin ini
dibangun pada tahun 1777.
Walaupun termasuk di
lingkungan Kelurahan Antasan
Kecil Timur, masjid yang seluruh
konstruksi bangunan didominasi
kayu besi alias kayu ulin ini lebih
identik dikenal Masjid Jami
Sungai Jingah. Lokasi awal
pembangunan masjid ialah di tepi
Sungai Martapura, setelah masjid
ini dipindahkan sekarang berada
di Jalan Masjid kelurahan
Antasan Kecil Timur,Kota
Banjarmasin pada tahun 1934.

>>Sejarah

Di masa sebelum masjid ini
terbangun, masyarakat Banjar
kesulitan beribadah karena tidak
ada mesjid yang cukup besar
untuk menampung orang banyak.
Pemerintah kolonial Belanda yang
kehadirannya tidak disukai oleh
masyarakat Banjar berusaha
menggunakan kesempatan itu
untuk mengambil hati orang
Banjar. Mereka berniat
menyumbangkan uang hasil pajak
untuk pembangunan masjid.
Kebetulan saat itu pendapatan
pajak pemerintah Belanda dari
hasil memeras rakyat Kalimantan
sedang berlimpah, terutama dari
hasil hutan seperti karet dan
damar. Namun masyarakat Banjar
menolak mentah-mentah tawaran
itu. Bagi orang Banjar yang
beragama Islam adalah haram
hukumnya menerima pemberian
dari penjajah Belanda, apalagi
untuk pembangunan masjid.
Untuk mengatasi permasalahan
tersebut mereka secara swadaya
dan bergotong- membangun
tempat ibadah tersebut. Tua-muda,
laki-laki dan perempuan secara
bahu-membahu mengumpulkan
dana. Ada yang menyumbangkan
tanah, perhiasan emas atau hasil
pertanian, sehingga tidak lama
kemudian di atas tanah seluas 2
hektar berdirilah sebuah mesjid
yang indah dan megah sebagai
tempat beribadah dan kegiatan
sosial lainnya hingga sekarang.

Lain-lain

Di masjid ini terdapat kantor
Majelis Ulama Indonesia kota
Banjarmasin dan di belakang
masjid merupakan pemakaman
umum yang juga terdapat
Komplek Makam Pangeran
Antasari .

Sekarang mesjid ini sudah direnovasi menelan puluhan milyar rupiah tapi tetap menjaga bentuk arsitekturnya agar tidak menghilangkan nilai historisnya.

#repost by Julak FDj

MESJID JAMI' SUNGAI BANAR

Masjid Jami Sungai Banar terletak di tepi Sungai Banar, sekitar 3 km dari Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Tepatnya, di perbatasan Desa Jarang Kuantan dan Desa Ujung Murung (sebelumnya masuk Desa Ilir Masjid).

Masjid pertama di Amuntai ini berdiri pada tahun 1804 M (1218 H). Terdokumentasi dalam catatan pahatan pada bedug yang masih dimanfaatkan.
Dikisahkan, sejumlah warga Amuntai yang sedang berguru kepada Waliyullah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (1710-1812M) di Martapura, menerima saran dari Syekh agar dibangun sebuah masjid di wilayah Amuntai. Kebetulan saat itu memang belum ada masjid. Selain itu Sang Wali juga memberikan sebuah Kitab Suci Al Qur’an tulisan tangan.

Peristiwa Aneh

Bak gayung bersambut, saran itupun disambut hangat warga Amuntai. Secara bersama, masyarakat mempersiapkan pembangunan masjid, seperti batu-batu, kayu, sirap,dll. Hingga kini, bahan baku masjid seperti kayu ulin, tiang, balok, papan dan sirap masih dapat disaksikan di sekitar masjid. Lokasi pertama yang dipilih sekitar 500 meter dari lokasi masjid yang sekarang.
Keanehan terjadi menjelang pemasangan tiang masjid (batajak tiang-bahasa Banjar). Mendadak masyarakat terkejut melihat sejumlah tiang besar yang terbuat dari kayu ulin itu hilang dari tempat pembuatannya. Setelah dilakukan pencarian, tiang-tiang itu ditemukan di tepi sungai di lokasi yang sekarang. Ketika itu, sungainya belum ada namanya.
Tentu saja kegaduhan muncul mengenai siapa yang memindahkan tiang-tiang yang memiliki bobot beberapa ton itu. Untuk mengangkat satu tiang saja dibutuhkan puluhan orang, apalagi lebih dari satu tiang. Padahal malam sebelumnya, masyarakat masih melihat tiang-tiang tersebut.
Keanehan itu pada akhirnya dipandang sebagai sebuah isyarat gaib bahwa lokasi masjid haruslah di tempat tiang-tiang itu berada sekarang. Maka dimulailah pembangunan masjid tersebut. Di kemudian hari tiang-tiang masjid tersebut ada yang mengeramatkan.
Bangunan asli masjid berukuran 25 x 20 meter. Berbentuk mirip Rumah Adat Banjar (panggung), memakai tiang dan bertingkat. Bahan-bahan rangka, lantai dan dinding papan dari kayu ulin dengan bagian atap dari sirap yang tinggi. Ketika itu belum dibuat menara.
Sedangkan mimbar khotbah merupakan wakaf pribadi H. Mahmud yang ukirannya dikerjakan 2 orang ahli ukir pada masa itu, yaitu Buha dan Thahir. Mimbar itu terbuat dari kayu ulin, berukuran 3,8 m x 1 m dengan total tinggi 4,5 meter terdiri dari badan 2 meter dan menara 2,5 meter. Usai masjid dibangun, terjadi lagi peristiwa aneh.

Pria misterius

Ketika itu masyarakat bersyukur menyaksikan jerih payahnya rampung. Merekapun bermusyawarah menentukan nama terbaik buat masjidnya itu. Tetapi belum ada keputusan yang diambil.
Tiba-tiba datanglah sebuah perahu yang merapat di tepi sungai dekat masjid. Penumpang perahu yang tampak seperti pedagang itupun turun dan meminta izin masyarakat untuk menunaikan shalat. Karena kebetulan bertepatan tibanya dengan waktu shalat. Tentu saja masyarakat merasa senang, karena orang itu merupakan jamaah shalat yang pertama dari daerah lain.
Setelah shalat, orang itu kembali melanjutkan perjalanannya. Tetapi masyarakat terkejut melihat sebuah kantong berisi uang (kadut duit-bahasa Banjar) tertinggal di tepi sungai dekat perahu tadi bersandar. Merekapun sepakat untuk menyimpannya kalau-kalau orang itu kembali. Apalagi setelah diingatnya orang itu berperilaku baik dan alim.
Benar saja, beberapa hari kemudian orang itu datang lagi. Masyarakat pun kembali bergembira melihat si pemilik kantong berisi uang yang cukup banyak itu. Mereka bukan saja menyerahkan hak orang itu, melainkan juga menjamunya makan.
Pada waktu itulah, orang yang tidak diketahui jatidirinya itu berkata, “Urang-urang sini banar-banar kadada nang culasnya (orang-orang di sini semuanya jujur, tidak ada yang culas atau curang-demikian terjemahan daribahasa Banjar)”.
Kemudian orang itu bertanya seputar nama sungai tempat perahunya ditambat dan juga nama masjid yang baru diban

MESJID KERAMAT PELAJAU

Masjid Keramat Pelajau adalah salah satu masjid tertua di Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Masjid yang terletak di desa Palajau, kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini dikelola masyarakat secara swadaya dan memiliki luas 400 meter persegi. Masjid ini merupakan bukti dari perjuangan melawan penjajah Belanda di masa lalu khususnya di Kalimantan Selatan. Keberadaan masjid ini cukup berarti bagi masyarakat Pelajau yang taat beribadah dan agamis. Selain menjadi tempat ibadah mahdhoh, juga menjadi pusat berkembangnya peradaban umat Islam di Barabai, umumnya di Kalsel.

Letak masjid ini berada di desa Pelajau Kecamatan Pandawan yang berjarak kurang lebih 3 kilometer hingga 5 kilometer ke arah barat laut dari Kota Barabai, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

>>Sejarah

Sejarah berdirinya Mesjid Keramat dimulai dari telah dikenalnya Kampung Pelajau yang memiliki sungai sejak abad ke-13 Masehi yang mulanya sungai tersebut bernama Palayarum, namun sungai tersebut kini sudah mati.

Palayarum, sebuah nama yang diambil dari sungai di pegunungan Meratus. Namun keberadaan sungai Palayarum sekarang sudah mati dan ditumbuhi oleh pohon-pohon rumbia. Padahal sebelumnya air mengalir dari pegunungan Meratus melalui sungai Batang Alai, sungai Palayarum ini menjulur ke sungai Buluh sampai ke Negara dan terus ke Banjarmasin yang merupakan pusat dari Kerajaan Banjar.

Di sebuah daerah di lereng pegunungan Meratus yang bertemu dengan dataran rendah ini, terdapat pusat kediaman penduduk yang tertua di Kalimantan Selatan. Memanjang dari utara ke selatan yaitu Muara Tabalong, Kelua sampai pada Amuntai atau yang lebih dikenal dengan Negara Daha. Sungai Alai Birayang dengan ranting sungai-sungainya seperti Sungai Kambat dan Sungai Palayarum yang semakin mengalami pendangkalan karena erosi.

Sungai Palayarum dahulu merupakan satu-satunya urat nadi perhubungan yang dapat dilayari oleh para pedagang. Sambil berdakwah menyiarkan agama Islam, di tepi sungai yaitu di tempat yang disebut Pelajau tumbuh sebatang pohon kayu besar yang rimbun. Di bawah pohon tua itu dibangun tempat peristirahatan yang sangat sederhana, dan pohon kayu tersebut kemudian dinamai Pelajau.

>>Tradisi

Setiap tahun, utamanya saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, di masjid terdapat sebuah tradisi bernama "Batumbang". Proses batumbang antara lain membawa bayi yang telah berumur sejak lahir hingga kurang lebih satu tahun ke masjid, kaum remaja mengangkat si bayi dan kemudian menjejakkan kaki si bayi tersebut ke atas tangga mimbar tempat Khatib berkhutbah.
Kemudian si bayi dikembalikan kepada orang tuanya disambung acara menghamburkan uang receh untuk diperebutkan anak-anak yang ada, dilanjutkan acara shalat dan do'a yang dipimpin oleh kaum masjid yang diiringi dan diamini keluarga si Bayi dan orang-orang sekitar yang mengikuti kegiatan ini.
Terakhir, membagikan kue apam ke masing-masing hadirin untuk dimakan bersama-sama dengan harapan kiranya rakhmat dan berkah dari Allah SWT senantiasa tercurah.

HABIB BASIRIH

AL QUTHUB AL HABIB HAMID BIN 'ABBAS BAHASYIM ( WALI MAJEDZUB ASAL KALIMANTAN )

Beliau masyhur dikenal dengan julukan "Habib Basirih / Datuk Keramat Basirih". Begitulah orang kalimantan mengenal Beliau karena Beliau tinggal dan di makamkan di kampung Basirih (Banjarmasin-Kalimantan Selatan),Di mata orang Kalimantan Beliau adalah seorang Wali Quthub yang Waro' dan memiliki berbagai kelebihan/karomah yang luar biasa dan ajaib. Tanah makam beliau naik secara sendirinya membentuk sebuah tumpukkan gunungan kecil dan selalu tercium bau harum. Beliau memiliki sebuah kolam sumur tempat beliau mandi yang sampai sekarang masih terawat apik disekitar komplek makam beliau. Air kolam tersebut dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan memberikan banyak berkah lainnya.

(Wallahu'alam,, sungguh ALLAH SWT Maha Sempurna dengan menampakkan kekuasaannya kepada seorang Walinya).
Tak secara jelas kami mengetahui kapan beliau lahir dan sejak kapan Beliau menetap di Kalimantan dan kenapa Banjarmasin ibu kota Kalimantan Selatan jadi tempat singgah terakhir Beliau.

Nasab Al Habib Hamid:
Beliau seketurunan dengan Sunan Ampel (Surabaya).Yang mempertemukan keduanya adalah mereka sama-sama keturunan dari Waliyullah Muhammad Shohib Mirbath (keturunan generasi ke-16 dari Rosulullah SAW). Silsilah kedua Auliya ini bertemu di Alwi Ummul Faqih bin Muhammad Shohib Mirbath. Sunan Ampel dari jalur putra Alwi Ummul Faqih yang bernama Abdul Malik (yang hijrah dari Tarim, Hadramaut, Yaman ke India) sedang Habib Basirih dari jalur putra Alwi yang bernama Abdurrahman. Jika Sunan Ampel adalah keturunan ke-23 dari Rasulullah Muhammad SAW, maka Habib Basirih merupakan keturunan ke-36. Dari segi usia, Sunan Ampel lebih tua dan lebih sepuh dari Habib Basirih yang hidup di masa yang lebih muda. Habib Basirih hidup di zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Sunan Ampel hidup sekitar 400 tahun sebelum Habib Basirih

Satu versi menyebut Habib Awad masuk ke Banjar lewat Sampit, Kalteng. Keterangan anggota keluarga Bahasyim lainnya menyebut bahwa Habib Awad bermakam di Bima, Nusa Tenggara Barat. Oleh karena itu antara Bahasyim di Banjar dengan Bahasyim di Bima ada pertalian persaudaraan. Satu versi lain menyebutkan bahwa salah satu cucu Habib Awad bin Umar ada yang hijrah ke Bima dan kemudian menurunkan keluarga besar Bahasyim di Bima. Tapi sebagian besar anggota keluarga Bahasyim berpandangan bahwa Habib Awad adalah Bahasyim tertua (paling awal) yang datang ke Tanah Banjar (Lihat Mata Banua, 8 Agustus: Kisah Para Penebang Kayu Trah Bahasyim Basirih).
Selain dapat ditempuh lewat jalan darat (ada rute trayek angkutan kota/taksi kuning yang melintasi dan menuju Kubah Habib Basirih), peziarah juga dapat mengunjungi petilasan Basirih lewat jalur sungai. Belum ada biro perjalanan wisata yang menggarap rute alternatif via jalan sungai ini sebagai bagian dari paket wisatanya. Sebelum mencapai Kubah Habib Basirih, beberapa ratus meter sebelumnya terdapat pula makam ibu beliau yakni Syarifah Ra’anah. Makam Habib Basirih dan ibundanya masuk dalam daftar inventaris binaan Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin. Keduanya digolongkan sebagai objek wisata religius (spiritual) yang layak dikunjungi. Makam Habib Abbas bin Abdullah Bahasyim, suami Syarifah Ra’anah dan ayahanda Habib Basirih justru tak diketahui keberadaannya hingga kini.

Beberapa pihak menduga makam beliau berkumpul di pemakaman habaib di Basirih seberang sungai di dekat Masjid Jami Darut Taqwa Kelurahan Basirih, Banjar Selatan. Masjid ini menurut keterangan didirikan tahun 1822 oleh H Mayasin. Pada tahun 1848 keluarga Habib Basirih pernah merehab masjid ini.Versi lain mengatakan Habib Abbas bermakam di wilayah Sungai Baru. Habbis Abbas dikenal sebagai saudagar kaya raya dan mempunyai kapal dagang. Beliau juga disebut-sebut mempunyai tanah yang cukup luas di wilayah Basirih di samping di Sungai Baru (kini nama sebuah kelurahan di sekitar Jalan A Yani dan Jalan Pekapuran).

Nama Basirih bersinar tak lepas dari sosok Habib Hamid

RADEN AJENG KARTINI

Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya).

Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.

Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orangtuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.

Pada tanggal 17 september 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25, setelah ia melahirkan putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Saat ini mudah-mudahan di Indonesia akan terlahir kembali Kartini-kartini lain yang mau berjuang demi kepentingan orang banyak. Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan
jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya.

Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu. Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing-masing pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang tidak begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.

Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya. Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansip

GURU SEKUMPUL

Syaikhuna al-Alim al-Allamah Muhammad Zaini bin al-Arif billah Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin `Alimul `allamah Mufti HM Khalid bin `Alimul `allamah Khalifah H Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari.

Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani yang selagi kecil dipanggil dengan nama Qusyairi adalah anak dari perkawinan Abdul Ghani bin H Abdul Manaf dengan Hj Masliah binti H Mulya. Muhammad Zaini Ghani merupakan anak pertama, sedangkan adiknya bernama H Rahmah.

Beliau dilahirkan di Tunggul Irang, Dalam Pagar, Martapura pada malam Rabu tanggal 27 Muharram 1361 H bertepatan dengan tanggal 11 Februari 1942 M.

Diceriterakan oleh Abu Daudi, Asy Syekh Muhammad Ghani sejak kecil selalu berada di samping ayah dan neneknya yang bernama Salbiyah. Kedua orang ini yang memelihara Qusyairi kecil. Sejak kecil keduanya menanamkan kedisiplinan dalam pendidikan. Keduanya juga menanamkan pendidikan tauhid dan akhlak serta belajar membaca Alquran. Karena itulah, Abu Daudi meyakini, guru pertama dari Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani adalah ayah dan neneknya sendiri.

Semenjak kecil beliau sudah digembleng orang tua untuk mengabdi kepada ilmu pengetahuan dan ditanamkan perasaan cinta kasih dan hormat kepada para ulama. Guru Sekumpul sewaktu kecil sering menunggu al-Alim al-Fadhil Syaikh Zainal Ilmi yang ingin ke Banjarmasin hanya semata-mata untuk bersalaman dan mencium tangannya.

Pada tahun 1949 saat berusia 7 tahun, beliau mengikuti pendidikan “formal” masuk ke Madrasah Ibtidaiyah Darussalam, Martapura. Guru-guru beliau pada masa itu antara lain, Guru Abdul Muiz, Guru Sulaiman, Guru Muhammad Zein, Guru H. Abdul Hamid Husain, Guru H. Rafi’i, Guru Syahran, Guru Husin Dahlan, Guru H. Salman Yusuf. Kemudian tahun 1955 pada usia 13 tahun, beliau melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah Darussalam, Martapura. Pada masa ini beliau sudah belajar dengan Guru-guru besar yang spesialist dalam bidang keilmuan seperti al-Alim al-Fadhil Sya’rani Arif, al-Alim al-Fadhil Husain Qadri, al-Alim al-Fadhil Salim Ma’ruf, al-Alim al-Allamah Syaikh Seman Mulya, al-Alim Syaikh Salman Jalil, al-Alim al-Fadhil Sya’rani Arif, al-Alim al-Fadhil al-Hafizh Syaikh Nashrun Thahir, dan KH. Aini Kandangan. Tiga yang terakhir merupakan guru beliau yang secara khusus untuk pendalaman Ilmu Tajwid.

Kalau kita cermati deretan guru-guru beliau pada saat itu adalah tokoh-tokoh besar yang sudah tidak diragukan lagi tingkat keilmuannya. Walaupun saya tidak begitu mengenal secara mendalam tetapi kita mengenal Ulama yang tawadhu KH. Husin Qadri lewat buku-buku beliau seperti Senjata Mukmin yang banyak dicetak di Kal-Sel. Sedangkan al-Alim al-Allamah Seman Mulya, dan al-Alim Syaikh Salman Jalil, ingin rasanya berguru dan bertemu muka ketika masih hidup. Syaikh Seman Mulya adalah paman beliau yang secara intensif mendidik beliau baik ketika berada di sekolah maupun di luar sekolah. Dan ketika mendidik Guru Sekumpul, Guru Seman hampir tidak pernah mengajarkan langsung bidang-bidang keilmuan itu kepada beliau kecuali di sekolahan. Tapi Guru Seman langsung mengajak dan mengantarkan beliau mendatangi tokoh-tokoh yang terkenal dengan sepesialisasinya masing-masing baik di daerah Kal-Sel (Kalimantan) maupun di Jawa untuk belajar. Seperti misalnya ketika ingin mendalami Hadits dan Tafsir, guru Seman mengajak (mengantarkan) beliau kepada al-Alim al-Allamah Syaikh Anang Sya’rani yang terkenal sebagai muhaddits dan ahli tafsir. Menurut Guru Sekumpul sendiri, di kemudian hari ternyata Guru Tuha Seman Mulya adalah pakar di semua bidang keilmuan Islam itu. Tapi karena kerendahan hati dan tawadhu tidak menampakkannya ke depan khalayak.

Sedangkan al-Alim al-Allamah Salman Jalil adalah pakar ilmu falak dan ilmu faraidh. (Pada masa itu, hanya ada dua orang pakar ilmu falak yang diakui ketinggian dan kedalamannya yaitu beliau dan al-marhum KH. Hanafiah Gobet). Selain itu, Salman Jalil juga adalah Qhadi Qudhat Kalimantan dan

SILATURRAHMI DALAM ISLAM

Islam adalah agama yang indah dan paripurna yang mengajarkan seluruh aspek kehidupan manusia. Islam mengajarkan adab dan akhlak yang tinggi, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda, menjaga keharmonisan hubungan keluarga dan menghilangkan hal-hal yang dapat merusak hubungan persaudaraan.

Islam sangat menganjurkan silaturahmi. Bahkan, silaturahmi merupakan inti dari ajaran Islam, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Amr bin ‘Abasah as-Sulami berkata,“Aku berkata,“Dengan apa Allah mengutusmu? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Allah mengutusku dengan silaturrahim, menghancurkan berhala dan agar Allah ditauhidkan, Dia tidak disekutukan dengan sesuatupun.” (HR. Muslim no. 1927)

Oleh karena itu, pada edisi kali ini Penulis akan sedikit membahas tentang silaturahmi, agar dapat menumbuhkan rasa semangat untuk bersilaturahmi dan agar silaturahmi yang kita lakukan sesuai dengan ajaran Islam.

MAKNA SILATURAHMI
Silaturahim berasal dari Bahasa Arab, yaitu dari kata shilah dan ar-rahim. Kata shilah adalah bentuk mashdar dari kata washola-yashilu yang berarti ‘sampai, menyambung’. ar-Raghib al-Asfahani berkata, “yaitu menyatunya beberapa hal, sebagian dengan yang lain.” (al-Mufradat fi Gharibil Qur-an, hal. 525)

Adapun kata ar-rahim, Ibnu Manzhur rahimahullah berkata, “adalah hubungan kekerabatan, yang asalnya adalah tempat tumbuhnya janin di dalam perut.” (Lisanul ‘Arab)

Jadi, silaturrahim artinya adalah ‘menyambung tali persaudaraan kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab’.

HUKUM DAN TINGKATAN SILATURAHMI
Al-Qadhi ‘Iyad rahimahullah berkata, “Tidak ada perbedaan pendapat, bahwasanya hukum silaturahmi adalah wajib (secara umum) dan memutus silaturahmi adalah dosa besar. Namun, menyambung silaturahmi mempunyai beberapa tingkatan dan yang paling rendah adalah menyambung kembali hubungan yang telah putus dengan berbicara atau hanya sekedar mengucapkan salam, supaya tidak masuk ke dalam pemutusan hubungan kerabat. Dan itu berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan, ada yang wajib dan ada yang sunnah. Jika seseorang menyambung sebagian hubungan kerabat tapi tidak sampai seluruhnya, maka dia tidak bisa dikatakan memutus hubungan kerabat. Tetapi, jika kurang dari kewajaran yang semestinya dari silaturahmi, maka belum bisa seseorang disebut menyambung.”

SILATURAHMI DALAM AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH
Allah ta’ala menganjurkan hamba-Nya untuk saling menyambung silaturahmi dalam kitab-Nya, begitu juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak hadits, diantaranya ialah firman Allah, “Dan bertakwalah kepada Allah, yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturrahim” (QS. an-Nisa': 1)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai manusia! Ucapkanlah salam, sambunglah silaturrahim, berikanlah makan dan shalatlah di malam hari tatkala manusia sedang tidur, maka kalian akan masuk Surga dengan selamat.” (HR. at-Tirmidzi No. 2485 dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah III/155)

KEUTAMAAN SILATURAHMI
Islam adalah agama yang indah nan sempurna. Tidaklah Islam memerintahkan sesuatu, kecuali pasti ada kebaikan dan keutamaan yang akan didapatkan pelakunya, sebagaimana silaturahmi ini. Diantara keutamaan silaturahmi ialah:
(1). Merupakan Sebagian dari Konsekuensi Iman dan Tanda-tandanya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (HR. Al-Bukhari no. 5787)
(2). Mendapatkan Keberkahan Umur dan Rizki
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahim.” (HR. al-Bukhari no. 5986 dan Muslim no. 2557)
(3). Salah Satu Penyebab Utama Masuk Surga dan Jauh dari Nera

MESJID PUSAKA BANUA LAWAS

Masjid Pusaka Banua Lawas adalah sebuah masjid tua yang terletak di desa Banua Lawas, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Masjid ini juga sering disebut Masjid Pasar Arba karena pada hari rabu (arba), jumlah para pengunjung/peziarah lebih banyak dari hari-hari yang lain.

Di masjid tertua di Kabupaten Tabalong yang dikeramatkan itu, selain menjadi tempat ibadah, juga menjadi tonggak atau bukti sejarah diterimanya Islam bagi suku Dayak Maanyan di Kabupaten Tabalong.

Masjid ini ramai dikunjungi atau diziarahi umat Islam, termasuk dari Kaltim. Di Masjid Pusaka ini, selain masih tersimpan beduk asli dan petaka sepanjang 110 cm. Keberadaannya sejak masjid dibangun tahun 1625 masehi yang diprakarsai Khatib Dayan dan saudaranya Sultan Abdurrahman (dari Kesultanan Banjar yang berpusat di Kuin). Khatib Dayan dibantu tokoh-tokoh masyarakat Dayak, juga Datu Ranggana, Datu Kartamina, Datu Saripanji, Langlang Buana, Taruntung Manau, Timba Sagara, Layar Sampit, Pambalah Batung dan Garuntung Waluh.

Peninggalan

Tajau atau guci yang merupakan salah satu peninggalan yang terdapat di Masjid Pusaka.

Di teras depan Masjid Pusaka, ada dua tajau (guci tempat penampungan air yang dulunya digunakan suku Dayak untuk memandikan anak yang baru lahir). Kendati diterpa atau disengat matahari, namun dua tajau yang usianya mencapai 400 tahun itu tak berubah warnanya.

Para peziarah ke sana tak lupa membawa pulang air dalam tajau itu karena diyakini warga memiliki berkah digunakan cuci muka atau diminum. Kebanyakan mereka datang ke Masjid Pusaka pada hari Rabu karena bertepatan hari pasar di Banua Lawas. Mereka menyempatkan diri ziarah, selain untuk beribadah antara lain sembahyang sunat tahiyatul masjid dan membaca surah Ya Sin, juga ada yang mengaku membayar nazar, karena harapannya terkabul.

Di samping masjid terdapat pekuburan warga setempat sejak dahulu dan salah satu yang mencolok adalah bangunan (kubah) yang merupakan makam pejuang Banjar bernama Penghulu Rasyid.

Awalnya tempat pemujaan Kaharingan

Versi lain terdapat dalam tradisi lisan yang berkembang di daerah Banua Lawas dan sekitarnya yang menyebutkan bahwa tepat di lokasi Masjid Pusaka Banua Lawas yakni masjid tua berarsitektur tradisional beratap tumpang tiga, jauh sebelum agama Hindu dan Islam berkembang, sudah berdiri semacam pesanggra­han atau tempat pemujaan keper­cayaan Kaharingan suku Maanyan dalam bentuk yang sederhana. Tempat pemujaan itu diang­gap sakral, dan man­faatnya terasa sangat penting bagi orang-orang Maanyan yang pada masa itu banyak bermukim di Banua Lawas.

Mereka kemudian menyebut daerah lokasi bangunan pemujaan tersebut sebagai Banua Lawas atau Banua Usang. Suatu kemungkinan menunjukkan bahwa aktivitas masyarakat, kemunculan, dan berkembangnya daerah-daerah lain di sekitarnya berawal dari Banua Lawas ini.

Kemungkinan peristiwa besar ter­jadi yang memaksa mereka harus meninggalkan kampung halaman dan bermukim atau membangun pemukiman baru, dan akhirnya mereka menyebut kampung yang ditinggalkan tersebut sebagai Banua Lawas.

Tradisi lisan yang berkembang di Banua Lawas menyebutkan bahwa sebagian orang-orang Maanyan menyingkir karena mereka tidak bersedia menerima Islam sebagai agama mereka. Tetapi kemungkinan lainnya adalah berkaitan dengan para imigran pelarian dari Jawa yang datang aki­bat kerusuhan politik di daerah asalnya dan mendirikan kerajaan baru di pulau Hujung Tanah berna­ma Negara Dipa.

SURGI MUFTI

Surgi Mufti Penakluk
Belanda

Mengenal Syekh Jamaluddin
Al-Banjari, Ulama Haramain
dari Tanah Banjar

BERPERANG tanpa konfrontasi.
Berjuang tanpa senjata. Dihormati
petinggi Belanda, tetapi tidak pernah
mengkhianati bangsa. Begitulah
sosok Syekh Jamaluddin Al-Banjari
atau Tuan Guru Surgi Mufti.
Dilahirkan di Desa Dalam Pagar,
Astambul, Martapura pada tahun
1817, putra pasangan Haji Abdul
Hamid Kosasih dan Hj. Zaleha ini,
tumbuh di lingkungan agama yang
kuat.
Dia adalah buyut Syekh
Muhammad Arsyad Al-Banjari alias
Datuk Kalampayan. Sejak remaja, dia
sudah menimba ilmu di tanah suci
Makkah Al-Mukarromah. “Dia
termasuk jaringan ulama Haramain
(tanah haram). Baru sekitar tahun
1894, beliau kembali ke Banjarmasin
di masa-masa konfrontasi dengan
Belanda yang menjajah kita,”

Sekembalinya ke tanah
Banjar, Surgi Mufti dihadapkan
dengan dua pilihan. Apakah ikut
konfrontasi menghadap penjajah dan
bergabung dengan pasukan
Pangeran Antasari, atau memilih
berdakwah meski harus ‘berkawan’
dengan Belanda. Pada tahun 1899,
H.Jamaluddin akhirnya memutuskan
menjalankan dakwahnya setelah
Belanda mengangkatnya sebagai
mufti.
“Jabatan mufti adalah
jabatan penting pada masa itu,
setarap dengan menteri atau hakim.
Putusannya adalah menjalankan
syariah hukum Islam bagi warga
Banjar,”

Tidak hanya itu, Mufti
Jamaluddin juga terkenal sebagai
ahli falaqiyah (astronomi). “Dialah
yang memutuskan awal dan akhir
Ramadan, berdasarkan perhitungan
hilal yang dia kuasai. Bahkan
urusan bertani di masa itu, kapan
waktunya bercocok tanam yang baik,
juga menjadi bidang yang
dikuasainya,”
Sebagai ulama dan
pendakwah, kekuatan ilmunya
sudah mencapai titik tertinggi
dengan berbagai karomah yang
dimiliki. Dalam sebuah ceramah di
hadapan murid-muridnya, Surgi
Mufti mengatakan bahwa di setiap
ada air pasti ada ikannya. Ternyata
pernyataan ini terdengar petinggi
Belanda dan memanggilnya untuk
melakukan tes kebenaran
ucapannya.
“Jika ada air ada ikan, maka
apakah mungkin di dalam air kelapa
juga ada ikannya,” tantang petinggi
Belanda, meragukan ucapan
H.Jamaluddin. Akhirnya sebiji kelapa
muda dibawa kehadapan Surgi Mufti.
Kelapa muda ini pun di belah,
seketika airnya muncrat dan saat
bersamaan seekor ikan sepat
menggelepar keluar dari buah kelapa
tadi.
Sejak kejadian itu, petinggi
Belanda semakin menaruh hormat
kepada Syekh Jamaluddin. Sebab
tidak hanya ahli ibadah dan kuat
dalam agama, tetapi juga piawai
dalam perkara dunia. Sebagai bentuk
penghargaannya, pihak Belanda saat
itu menjuluki H. Jamaluddin Al-
Banjari sebagai Surgi Mufti.
“Istilah surgi itu berarti suci,
mufti artinya pemimpin. Julukan ini
diberikan oleh Belanda karena sikap
istiqomahnya beliau yang memiliki
kesucian hati dan tekun beribadah,”
Meski hidup dan tumbuh di
lingkungan Pemerintah Belanda,
namun kelebihan Surgi Mufti tetap
bergaya ulama. Keteguhannya
beribadah menjadi bukti, betapa
kekuatan ilmu agama lebih mulia
daripada urusan dunia.
Tak salah pula jika
kepemimpinannya disukai Belanda,
tetapi dakwahnya dinantikan murid-
muridnya. “Dia itu terkenal
mengadakan pengajian duduk.
Artinya dia tidak berdakwah dari
rumah ke rumah. Tetapi justru
warga yang berdatangan ke
rumahnya. Tidak hanya jamaah dari
Kalsel, tapi juga dari Kalteng, Kaltim
dan Kalbar,”

penjaga Kubah Surgi Mufti.
karomah lain Surgi
Mufti yang lain adalah saat beliau
melakukan perjalanan dari Sungai
Jingah menuju Desa Dalam Pagar. Di
perjalanan itu salah satu warga
melapor perhiasan emas mereka
terjatuh dan hilang di sungai.
Dengan merentangkan salah satu
tangannya ke sungai, perhiasan
yang tenggelam itu tiba-tiba ada di
tangannya.
“Bahkan dalam perjalanan
menggunakan jukung itu, Surgi
Mufti memakai jukung bocor.
Berhari-hari di jalan, jukungnya
baru tenggelam setelah sampai di
Martapura,”
Di bidang sosial kemasyarakatan,
Surgi Mufti juga berandil dalam
membuka jalur jalan dari Desa Dalam
Pagar menuju Desa Kelampayan.
“Bahkan dialah yang membuat atang
(cungkup) makam datuknya, Syekh
Muhammad Arsyad Al-Banjari,”
Tepat
tanggal
8
Muharram 13

"DATU KELAMPAYAN"

Diantara ulama Nusantara terkemuka abad ke-18 m yg dikenal kedalaman ilmu dan kecemerlangan karya karyanya adalah syekh Muhammad Arsyad Al-
Banjari atau yg sering kita sebut Datu Kalampayan,beliau lahir pada 15 syafar 1122h/ maret 1710 m dikampung lokgabang martapura kalimantan selatan,nama lengkap beliau adalah Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah bin Abdurrahman Al-Banjari,terlahir dari seorang ibunda yg sholehah bernama Siti Aminah,ayah beliau yg bernama Abdullah bin Abdurrahman adalah seorang yang zuhud dan alim,beliau tumbuh dan besar dalam suasana keislaman yg kental dibawah pemerintahan kerajaan islam banjar.sejak umur 7 thn beliau sudah fasih dan sempurna dalam membaca Al- Qur'an ,kecerdasannya dalam ilmu agama dan bakat melukisnya menarik perhatian Sultan penguasa kerajaan banjar pada waktu itu,maka Muhammad Arsyad kecil pun diboyong untuk belajar ilmu agama dilingkungan istana bersama keluarga kerajaan,setelah dewasa dan menikah karena kepandaian dan kecerdasan beliau dalam mempelajari ilmu agama maka menjelang usia 30 thn beliau diberangkatkan ketanah suci Mekah untuk memperdalam ilmu agama dengan dibiayai oleh kerajaan,karena Sultan berharap dengan ilmu yg dipelajarinya nanti ditanah suci itu kelak akan dapat membimbing dan mengajarkan ilmu kepada rakyat banjar dan sekitarnya.
Ditanah suci Mekah dan Madinah ini beliau belajar kepada beberapa ulama terkenal dan wali pada jamannya diantara guru guru beliau adalah
1.Syekh Athaillah bin Ahmad Al-Mihsri Al-Azhari Mekah
2.Syekh Muhammad bin Sulaiman Al-Kurdi Madinah (pengarang kitab hawayil madaniyyah)
3.Syekh Muhammad bin Abdul karim As-Semman Al- Madany dalam ilmu tasawuf yang akhirnya beliau mendapatkan ijazah dengan kedudukan sebagai Khalifah (waakil)
4.Syekh Ahmad bin Abdul Muun'in Ad-Damanhuri
5.Syekh Sayyid Abul Faydh Muhammad Murtadha' Az-
Zabidi
6.Syekh Hasan bin Ahmad 'Akisy Al-Yamani
7.Syekh Salim bin Abdullah Al-Bashri 8.Syekh Siddiq bin Umar Khan
9.Syekh Abdullah bin Hijazi bin Asy-Syarqawi
10.syekh Abdurrahman bin Abdul Azis Al-Magribi
11.Syekh Sayyid Abdurrahman bin Sulaiman Al-Ahdal
12.Syekh Abdurrahman bin Abdul Mubin Al-Fatani
13.Syekh Abdul Ghani bin Muhammad Hilal 14.Syekh Syekh 'Abid As-Sindi
15.syekh Abdul Wahab Ath-Thanthawi
16.Syekh Maulana Sayyid Abdullah Mirghani
17.Syekh Muhammad bin Ahmad Al-Jawahir
18.Syekh muhammad Zayn bin Faqih Jalaluddin Aceh
ketika beliau di Mekah beliau bersahabat dengan para penuntut ilmu dari tanah air dan merupakan sahabat erat,mereka adalah Syekh Abdul wahab Bugis dari Makasar,Syekh Abdus Samad dari Palembang (pengarang kitab Siyarus Salikin dan Hidayatus salikin) dan Abdurrahman masri dari Betawi
konon pada waktu beliau berada diMekah,beliau menemui keanehan pada setiap hari jum'ad di Mesjid Al-Haram,ada seseorang yang berpakaian lain dari kebiasaan berpakaian orang arab lainnya,orang tersebut berpakaian hitam dan memakai laung dan memakai butah,pakaian khas dari banjar,setiap habis
berdoa orang tersebut selalu menghilang tanpa bekas,dengan rasa penasaran kemudian pada jum'ad berikutnya beliau menunggu kedatangan orang itu tp seperti biasa selesai habis shalat jum'ad dan berdoa orang tsb selalu menghilang,kemudian pada jum'ad yg lainnya ketika orang tersebut datang beliau segera ikut sholat disamping nya dengan harapan dapat berkenalan dengan orang tersebut,ketika selesai berdoa tak ingin kehilangan orang tersebut dengan sigap beliau lalu memegang tangan orang tersebut,"mengapa tuan menangkap tangan saya "kata orang tsb
setelah terlebih dahulu Syekh Muhammad Arsyad minta maaf beliau lalu berkata
"maaf saya ingin bertanya siapakah anda,disini semua orang berpakaian ikhram sedangkan anda tidak berpakaian ikhram'
"maaf hamba berasal dari kampung muning tatakan rantau borneo "jawab orang itu
"mengapa anda setiap hari jum'ad bisa sholat disini' kata Syekh Muhammad Arsyad kembali
"alhamdulillah semua adalah anugrah dari Allah SWT "kata orang tersebut yg setelah berkenalan adalah Datu Sanggul
"saya berasl dari martapura bor

"SEJARAH CANDI AGUNG AMUNTAI"

Candi Agung Amuntai merupakan sebuah situs candi Hindu peninggalan Kerajaan Nagaradhipa (Nagara Dipa). Candi Agung Amuntai terdapat di Desa Sungai Malang, Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Candi Agung Amuntai dibangun oleh Ampu Jatmaka abad ke-14. Menurut Hikayat Banjar, Ampu Jatmika berasal dari Keling. Ia tiba di tanah Banjar bersama armada Prabayaksa, sekitar tahun 1355 . Veerbek berpendapat bahwa Keling, yang termasuk kerajaan vasal dari Majapahit, terletak di barat daya Kediri, bukan Kalingga di India. Paul Michel Munos dalam Kerajaan-kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Senanjung Malaysia (401 dan 435), menulis bahwa Ampu Jatmika mendirikan Nagaradhipa pada 1387 dan berasal dari Majapahit. Diduga Ampu Jatmaka menjabat sebagai mantri sakai di Nagaradhipa, bukan sebagai raja Nagaradhipa. Hal ini terjadi, seperti telah disinggung di atas, karena Ampu Jatmika bukan keturunan bangsawan dan bukan pula keturunan raja Kuripan (kerajaan sebelum era Nagaradhipa). Dengan begitu, Ampu Jatmaka diperkirakan hanya sebagai Penjabat Raja atau Pemangku Kerajaan. Menurut cerita, Kerajaan Hindu Nagaradhipa berdiri pada 1438 di persimpangan tiga aliran sungai: Tabalong, Balangan, dan Negara. Cikal bakal Kerajaan Banjar ini diperintah oleh Pangeran Suryanata dan Putri Junjung Buih dengan kepala pemerintahan Mangkubumi (Patih) Lambung Mangkurat. Negaradipa kemudian berkembang menjadi Kota Amuntai. Candi Agung diperkirakan telah berusia 740 tahun. Bahan material Candi Agung ini didominasi oleh batu dan kayu. Kondisinya masih sangat kokoh. Di candi ini juga ditemukan beberapa benda peninggalan sejarah yang usianya kira-kira sekitar 200 tahun SM. Batu yang digunakan untuk mendirikan candi ini pun masih terdapat di sana. Batunya sekilas mirip sekali dengan batu bata merah. Namun bila disentuh terdapat perbedaannya, lebih berat dan lebih kuat dari bata merah biasa. Banyak pengunjung yang datang ke Candi Agung Amuntai untuk sekadar berekreasi. Banyak pula yang bertujuan ziarah. Maklum di areal candi ini terdapat makam kuno. Kalau Anda ke Kota Amuntai, luangkan waktu untuk melihat candi ini. Meski berbeda dengan candi yang ada di Jawa, namun keberadaannya jelas memberikan informasi tentang keberadaan candi di Kalimantan. Hikayat Banjar Hikayat Banjar diwariskan secara tuttur lisan yang sampai saat ini masih dipercayai oleh sebagian masyarakat Banjar. Orang-orang “modern” akan menganggap cerita hikayat ini tak lebih sebagai sebuah dongeng karena banyak kejadian yang diceritakan di dalamnya berada di luar jangkauan akal manusia. Namun, ternyata dari Hikayat Banjar ini diperoleh keterangan tentang keberadaan Candi Agung Amuntai dan Candi Laras (Margasari Rantau) yang tentu merupakan informasi berharga sebagai pijakan untuk melakukan penelusuran terhadap keberadaan dua candi tersebut. Alkisah, seperti dituturkan dalam Hikayat Banjar, sebuah pelayaran dilakukan oleh Ampu Jatmaka dengan armada Prabayaksa. Ampu Jatmaka merupakan seorang saudagar dari Keling, yang sebelum pergi diwasiati oleh orangtuanya agar ia harus bersinggah di suatu wilayah yang berhawa panas, dan akhirnya ia menyinggahi Amuntai karena hawanya dirasa sesuai dengan wasiat itu. Karena Ampu Jatmaka menganggap dirinya hanya seorang pedagang bukan anak raja, ia membangun sebuah tempat untuk tinggal yang sekarang dinamakan Candi Agung. Dan untuk melambangkan dirinya sebagai raja maka ia membuat sebuah patung replika dirinya yang pembuatnya langsung didatangkan dari Cina. Ampu Jatmaka mempunyai dua orang anak: Ampu Mandastana dan Lembu Mangkurat (Lambung Mangkurat ). Kemudian Lambung Mangkurat dijadikan Patih Kerajaan. Suatu saat Lambung Mangkurat berpikir bahwa tidak lengkap kalau Kerajaan Dipa tidak memunyai seorang raja. Karena itu ia bertapa di daerah Ulu Banyu (kini Sungai Nagara) selama 40 hari 40 malam dan pada malam terakhir pertapaannya sebuah petunjuk gaib datang bahwa ia harus menyediakan 40 jenis makanan dan 40 jenis kue beserta iringan day

Sabtu, 16 Mei 2015

3 Situs Download Video yg paling Mudah

        Hay Kawan setia Blogger. Disini admin akan share 2 situs download  video paling nyaman , mudah, dan cepat. langsu saja

1. Shinokun.org
      Mungkin kalian ada yg tidak tahu ataupun sdh tahu situs ini adalah situs download video terpopuler bahkan menyediakan mulai dari film barat , Indonesia , Thailand , Korea , juga Anime Bro. semuanya full movie  dan ini situs yg admin sukai dh...

2.Wapbom.com
      Wapbom adalah situs download video youtube makanya tidak semuanya full movie disini ada yg official lh (Cuplikan). Tapi downloadnya Mudah Bro dan kita bisa pilih 3gp,Mp4,Hd,dll pokonya mantap dah...

3.Minatosuki.com
       Nah... kalau minatosuki ini buat yg suka anime disini nih. Kalau film actionnya sedikit disini dan tidak seperti Shinokun bisa request disini dilarang requestnya makanya filmnya sedikit.Tapi gan disini Enak downloadnya Mudah...

    Oke. Makasih Kunjungannya dan jangan lupa tinggalkan jejaknya (Koment)...

Rabu, 13 Mei 2015

Tilawah dam Tausyinya

       Disini admin akan share Tausyi Tausyi Tilawah....

Apa itu tausyi......?
    Tausyi itu adalah sebuah syair syair tilawah yaitu lagu lahu tilawah itu dan yg mana tausyi itu yg akan di qiyas ( pindah ) ke alqur'an... silahkn disimak.

1. Bayati
2. Shoba
3. Hijaz
4. Nahawand
5. Rost
6. Jiharkah
7. Sikah

Dari 7 ( tujuh ) macam lagu di atas masih dibagi dalam beberapa cabang. Macam – macam lagu dan cabangnya antara lain :

1. Bayati

a. Qoror : rendah
b. Nawa : sedang
c. Jawab : naik
d. Jawabul jawab : naik tertinggi
e. Nuzul ( turun )
- shu’ud ( naik )

2. Shoba

a. Dasar
b. Ajami/Ala Ajam
Quflah Bustanjar/Qofiyah

3. Hijaz

a. Dasar
b. Kard
c. Kurd
d. Kard-Kurd
e. Variasi

4. Nahawand

a. Dasar
b. Jawab
c. Nakriz
d. Usysyaq

5. Rost

a. Dasar
b. Nawa/Rost ala Nawa
6. Jiharkah
a. Nawa
b. Jawab

7. Sikah

a. Dasar
b. Iraqi
c. Turki
d. Ramal (fales)

Dalam MTQ ( Musabaqoh Tilawatil Qur’an ) ada beberapa materi penilaian. Antara lain:

1. Materi penilaian bidang tajwid, terdiri dari:

a. Makharijul huruf
b. Shifatul huruf
c. Ahkamul huruf
d. Ahkamul mad wal qoshr

2. Materi penilaian bidang fashohah dan adab, terdiri dari:

a. Al Waqf wal – ibtida
b. Muroatul kalimat wal kharokat
c. Muroatul kalimat wal ayat
d. Adabut tilawah

3. Materi penilaian bidang irama dan suara, terdiri dari:

a. Suara
b. Irama dan variasi
c. Keutuhan dan tempo lagu
d. Pengaturan nafas

Kesalahan dalam bidang suara dan irama

1. Kesalahan dalam suara terdiri dari:

a. Suara kasar
b. Suara pecah
c. Suara parau
d. Suara lemah

2. Kesalahan dalam irama terdiri dari:

a. lagu yang tidak utuh
b. tempo lagu yang terlalu cepat atau terlalu lambat
c. irama dan variasi yang tidak indah
d. pengaturan nafas yang tidak terkendali

Kesalahan dalam bidang Tajwid serta Fashohah dan adab ada dua macam:

1. Kesalahan Jali, yaitu kesalahan yang dapat merusak makna dan merusak ketentuan Tajwid/ qiroat yang sah. Disebut Jali karena kesalahan itu diketahui oleh ahli qiroat maupun yang bukan ahlinya
2. Kesalahan Khafi, yaitu kesalahan yang merusak ketentuan tajwid/qiroat, tetapi tidak merusak makna. Disebut Khafi karena hanya diketahui oleh ulama qiroat saja.


TAWASIH NAHEM DALAM TILAWATIL QUR’AN

Lagu pertama :
Bayati :
- nurun nabiyi “alal awalimi asfaro ( Qoror )
- fa abana asbaba r rosyadi wa ad haro ( Nawa )
- wa syari’atul islam ( Qoror )
- wa syari-atul islam roqo ruwa ‘uha ( Nawa )
- roqo ruwa’uha wal kufru asbaha jaesuhu mutaqohqiro ( Nawa )
- lamma ata khoirul anami bi dinihi ( Jawab )
- wanhala ma ‘aqodal ghuwatu minal ‘uro ( Jawab )
- hamu jami’a ( Jawab )
- hamu jami’am bin nabiyi wa dinihi ( Jawab )
- wal kufru ba’dal ‘urfi shoro munakaro ( Jawabul Jawab)
- wal kufru ba’dal ‘urfi shoro munakaro ( Jawabul Jawab)
- wastabsaru bil mustofa wa binurihi ( Jawabul jawab )
- wastabsaru bil mustofa wa binurihi ( Jawabul jawab )
- wa binurihi wal kullu shoha muhalilahu wa mukabiro ( nuzul )

Maqam Shoba
SHOBA

- aro thoiron ala ghusni yunadi
- aro thoiron ala ghusni yunadi
- anta busro limajruhil fuadi (shoba ma’al ajam )
- badat laila fa adkha ‘a shifuha ( ala ajam )
- ruku’an sujudan fi kulli wadi
- ruku’an sujudan fi kulli wadi
cabang
quflah bastanjar
- ruku’an sujudan fi kulli wadi

HIJAZ

- Ya wardatan wasthor riyadi muthillatan tujri bi wajhi dzati hudhrin ’athiro
- Ana fil kharobil awati ghoiro majhulil makani (kard)
- Ainama ma dzal munadi fi wujin naqo’i yaroni ( kard kurd )
- Innani laitun ’abusun laisa li fil kholqi tsani (kurd)

NAHAWAND

- ila kam dzadz dzalali wa dzat tajali imma yakfika ya husna tatsani
- wa hisabi ma’ matsani li fi’ali syahidani ( usyaq )
- wa idza mal ardo shorot wardatam mislad dihani ( Nakriz )
- wad dima’u tajri alaiha launuha ahmaru qoni ( jawab )

RAST

- ya sarhatan bi jiwaril maa’i nadirotan saqoqi dam’ i idza lam yufi syaqiqi
- asrokol nurul fil awali lamma basharot ha bi ahmadil amba-a ( Rast ala nawa )
- bil yatimil umi wal basaril maruha ilaihil uluma wal asma-a ( Rast ala nawa )
cabang Rast dzan qiron
- quwata llahi in tawalat dhoifan nuibat fi mirosihil aqwiya

Maqam Jiharka
JIHARKA

- Allahu zada Muhammadan ta’dhima
- Wa habahu fadlam min ladunhu ’adhima
- Wahtashuhu fil mursalina kalima
- Wahtashuhu fil mursalina kalima
- Da roqotim bil mu’minina ro
        

Selasa, 12 Mei 2015

ID GHOST LINE UNTUK MAIN GAME SEPERTI GET RICH

bubblesticker1 - bubblesticker3 (3 accounts)
fish00001 -  fish00051 (51 accounts)
fish000001 - fish000006 (6 accounts)
fl001 - fl006 (6 accounts)
fl008 - fl018 (11 accounts)
fl044 - fl050 (6 accounts)
gosuto01 - gosuto20 (20 accounts)
jian001 - jian006 (6 accounts)
linefish001 - linefish036 (36 accounts)
linefish038 - linefish050 (13 accounts)
linegame01 - linegame50 (50 accounts)
linepun001 - linepun050 (50 accounts)
lmft001 - lmft050 (50 accounts)
lovely001 - lovely029 (29 accounts)
Massfish001 - Massfish050 (50 accounts)
mftoon01 - mftoon05 (5 accounts)
nongpun001 - nongpun050 (50 accounts)
punpawin001 - punpawin099 (99 accounts)
punnp001 - punnp050 (50 accounts)
sos001 - sos012 (12 accounts)
sos024 - sos033 (10 accounts)
stl500 - stl616  (116 accounts)
superbnumero.001 - superbnumero.060 (60 accounts)

Cara Bamadihin

            Assalamualaikum ini ulun ucapkn kpd sekalian sanak barataan baik lalakian maupun perempuan juga pangunjung blogger ini barataan..... jeahhhhh wkwkwk kaya urang jua to.                  LANGSUNG HAJA NAH







Madihin berasal dari kata madah dalam bahasa arab artinya nasihat. Madihin dapat diartikan sebagai sejenis puisi lama dalam sastra Indonesia, karena ia nenyanyikan syair-syair yang berasal dari kata akhir persamaan bunyi atau sebagai kalimat puji-pujian ( bahasa arab) karena bisa dilihat dari kalimat dalam madihin yang kadang kala berupa puji-pujian. Menurut (2006) mendifinisikan madihin yaitu puisi rakyat anonim bertipe hiburan yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar. Penyampaian syair-syair yang dibacakan oleh seniman madihin yang disebut Pamadihin.



Pamadihinan termasuk profesi yang lekat dengan dunia mistik, karena para pengemban profesinya harus melengkapi dirinya dengan tunjangan kekuatan supranatural yang disebut Pulung. Pulung ini konon diberikan oleh seorang tokoh gaib yang tidak kasat mata yang mereka sapa dengan sebutan hormat Datu Madihin. Datu Madihin yang menjadi sumber asal-usul Pulung diyakini sebagai seorang tokoh mistis yang bersemayam di Alam Banjuran Purwa Sari. Datu Madihin diyakini sebagai orang pertama yang secara geneologis menjadi cikal bakal keberadaan Madihin di kalangan etnis Banjar di Kalsel.



Kesenian madihin pada umumnya dipergelarkan pada malam hari, lamanya sekitar 2 sampai 3 jam ditempatkan diarena terbuka. Seniman pamadihin ini terdiri dari 1 samapai 4 orang pria atau wanita.Seorang pamadihin harus memiliki keterampilan memukul terbang sesuai dengan penyajian syair-syair yang dibacakan, madihin ini temanya saling sindir menyindir antara pamadihinnya.